Demi mengejar gaya hidup glamor, sejumlah perempuan yang masih berstatus pelajar rela menjual diri. Mereka mangkal di pinggir jalan dan di hotel-hotel guna menarik simpati para hidung belang. Dengan sekali main short time (waktu singkat), mereka mematok harga Rp300 ribu. Salah satu pelajar SMA swasta di Kota Bogor, NN (16), mengaku, sejumlah temanya juga turut menjalani pekerjaan tersebut.
Namun, NN mengatakan, tak semuanya dapat diajak menginap. Biasanya untuk melayani pria hidung belang, NN hanya membutuhkan waktu singkat. “Biasanya saya pasang tarif Rp300 ribu. Uangnya buat jalan-jalan ke mal sama gonti-ganti HP,” ujarnya.
Salah satu mucikari, DD, yang juga karyawan salah satu hotel di Kota Hujan, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, sekarang ini banyak pelajar yang tergiur bisnis esek-esek. Ia mengatakan, para pelajar bersedia tak pakai alat pengaman seperti kondom. “Kalau mau, tinggal dihubungi lewat HP dan nanti datang ke kamar hotel,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor, Sugeng Rulyadi, mengatakan, pihaknya terkendala dalam merazia prostitusi terselubung. Menurut dia, hal itu dapat diatasi jika bekerjasama dengan kepolisian.
“Kita sudah bekerjasama dengan kepolisian. Jika mereka menangkap PSK, bisa dibawa pada kami untuk selanjutnya dibina,” ujarnya.
Ia menambahkan, selama 2010, Dinsosnakertrans bersama Satpol PP sudah empat kali merazia dan telah menjaring 75 PSK berusia 17 hingga 50 tahun
sumber : metronews.fajar.co.id
0 komentar
Posting Komentar